Kamis, 22 Maret 2012

Ilmu apa itu Psikologi Agama ?

Seringkali orang bertanya tentang Psikologi Agama, apakah ia psikologi atau agama ? Judulnya menggabungkan dua hal yang berbeza, agama dan psikologi. Agama adalah tuntunan Allah bagi manusia, sedangkan psikologi adalah ilmu yang mengkaji masalah jiwa manusia dan ia tunduk kepada disiplin ilmiah ilmu yang mempelajari, meneliti, dan mempunyai tujuan untuk memahami bagian yang tidak nyata dari manusia yaitu masalah kejiwaannya.
Menhormati judul ilmu yang akan kita bahas ini (Psikologi Agama = ilmu jiwa agama), timbul pertanyaan. Apa hubungan antara keduanya, sehingga dua macam ilmu yang berbeza itu bersatu dalam satu cabang ilmu. Kemana condong dan kajiannya, apakah kepada psikologi atau kepada agama ?
Apa gunanya ilmu jiwa agama itu dipelajari? Siapa saja yang berkepentingan dengannya? Apa ruang dalamnya? Apakah ia menyangkut agama? Jika ya, apakah agama samawi saja atau juga agama ardhi? Ataukah semua agama dan kepercayaan? Bagaimana pula dengan ideologi yang bukan agama?

Disinilah titik rumit kompleksnya ilmu jiwa agama, iaitu Psikologi Agama. Bahkan pernah seorang pejabat di lingkungan pendidikan tinggi berkata, "Saya tidak mengerti apa itu Psikologi Agama dan masuk ke dalam bidang ilmu apa ia?".
Bahkan orang-orang yang bertugas di bidang psikologi di Indonesia, ada diantara mereka yang menyangka bahwa Psikologi Agama masuk ke dalam kawasan agama, bukan kawasan psikologi.
Keadaan yang seperti itu memang dapat difahami, kerana "Psikologi Agama" termasuk cabang psikologi yang termuda, dan di Indonesia belum lama dikenali orang,mungkin mulai diperkenalkan pada tahun enampuluh-an. Tentu saja belum banyak yang mengenalnya. Dan juga belum banyak orang yang berminat untuk mengkajinya.
Mari kita cuba mengenalnya secara bertahap, mudah-mudahan dapat difahami dan diketahui pula kegunaannya, terutama bagi orang-orang yang mempunyai minat dalam pendidikan agama, dalam lapangan dakwah dan penyuluhan agama, juga di bidang sosial kemasyarakatan, dalam pergaulan masyarakat majmuk yang penduduknya menganut bermacam-macam agama, bahkan penganut kepercayaan tanpa agama, dan mungkin juga orang yang menganut ideologi tertentu.

Pengertian Psikologi Agama
Psikologi Agama adalah salah satu cabang psikologi yang objek kajiannya adalah pengaruh agama terhadap pemeluk agama yang diyakininya dan pengaruh kepercayaan terhadap penganutnya serta pengaruh ideologi terhadap orang yang memegangnya.
Pengaruh tersebut terjadi atas jiwa orang-orang tersebut, sedangkan jiwa itu tidak ada wujud yang dapat diteliti secara nyata, maka penelitian dilakukan terhadap tindakan/prilaku, sikap, ucapan dan cara menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Psikologi Agama tidak mengkaji ajaran agama (kitab suci, hukum dan ketentuan agama terhadap dosa pahala, syurga neraka dan akhlaq yang diajarkan agama). Juga tidak mengkaji kepercayaan tiada-agama dan ideologi yang dianut masing-masing orang. Psikologi Agama melihat dan mengkaji seberapa jauh pengaruh agama, kepercayaan atau ideologi terhadap cara berpikir (ways of thinking), cara bicara, bertindak / prilaku dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh kerana itu semua orang berkepentingan dengan Psikologi Agama dan dapat memanfaatkannya sesuai dengan kepentingannya masing-masing.
Bidang pendidikan anak misalnya, apabila si ibubapa ingin mendidik anaknya agar kelak menjadi seorang yang taat beragama, berakhlaq terpuji, berguna bagi masyarakat dan negaranya, dia dapat menggunakan pengetahuannya terhadap Psikologi Agama, disamping mengetahui sekedarnya tentang perkembangan jiwa anak pada umur tertentu dan perkembangan ciri remaja. Untuk itu dia dapat membaca buku tentang psikologi anak dan psikologi remaja.
Bila para dakwah ingin mengajak umat hidup sesuai dengan ketentuan agama, taat melaksanakan agama dalam kehidupan mereka, maka dia dapat menggunakan Psikologi Agama dengan lebih dahulu mengatahui latar belakang kehidupan mereka, lalu menunjukkan betapa pentingnya ajaran agama dalam kehidupan manusia. Misalnya, manfaat iman bagi ketenteraman batin, manfaat solat, puasa, zakat dan haji bagi penyembuhan jiwa yang gelisah (fungsi kuratif) dan bagaimana pula manfaatnya bagi pencegahan gangguan jiwa (fungsi preventif) dan selanjutnya pentingnya iman dan ibadah tersebut bagi pembinaan dan pengembangan kesihatan jiwa (fungsi konstruktif). Psikologi Agama memberi gambaran tentang perkembangan jiwa agama pada seseorang, menunjukkan pula bagaimana pembahasan keyakinan (konversi) agama terjadi pada seseorang.
Dan Psikologi Agama juga menjelaskan betapa seseorang mencari agama dan benar-benar mencintainya dalam bentuk mistik.